PENGOLAHAN DAUN KELOR MENJADI STICK DAUN KELOR SEBAGAI UPAYA MENAMBAH VALUE ADDED

05 April 2024
Admin
Dibaca 94 Kali
PENGOLAHAN DAUN KELOR MENJADI STICK DAUN KELOR SEBAGAI UPAYA  MENAMBAH VALUE ADDED

Pacarejo.id, Daun Kelor dapat di olah menjadi makan ringan seperti stick daun kelor. Olahan ini jarang di temukan di masyarakat, oleh karena itu jika usaha ini di tekuni maka dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat Trukan Ngampo Untuk itu, dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat, semoga dengan adanya edukasi pengolahan Daun Kelor ini, mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Daun Kelor ini tidak hanya di olah menjadi sayur bening tapi juga dapat di olah menjadi berbagai jenis makanan lainnya seperti olahan Stick Daun Kelor yang dapat menambah nilai jual untuk masyarakat. Kegiatan pembuatan produk ini dilaksanakan di Dusun Trukan Ngampo, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu. Sasaran pada kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK di Dusun Trukan Ngampo dengan jumlah peserta -+ sekitar 30 orang. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini memerlukan waktu kurang lebih 3 jam. Daun Kelor adalah tanaman yang memiliki segudang manfaat yang berasal dari suku Moringaceae dan tersebar di seluruh Indonesia terutama di Dusun Trukan Ngampo. Biasanya daun kelor di olah menjadi sayur bening. Daun Kelor kaya akan manfaat diantaranya untuk menurunkan kadar gula darah, mengatasi peradangan, mengontrol tekanan darah, memelihara kesehatan dan fungsi otak, menghambat pertumbuhan sel kanker, serta meningkatkan daya tahan tubuh dan juga memiliki kandungan zat gizi lebih tinggi. Hasil dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat pengolahan daun kelor sehingga menjadi nilai ekonomi.

 

Kata kunci: daun Kelor; stick kelor; penambah nilai jual.

Daun Kelor (Moringa oleifera) merupa kan tanaman segudang manfaat diantaranya untuk menurunkan kadar gula darah, tekanan fungsi mengatasi peradangan, me ngontrol darah, memelihara kesehatan pertum buhan dan sel otak, menghambat kanker, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Di Indonesia tanaman daun kelor banyak tumbuh dan dijumpai diberbagai daerah terutama di daerah Gunungkidul, khusunya di Dusun Trukan Ngampo.

Pengelolaan Daun Kelor jika diolah menjadi tepung kelor memiliki kandungan zat gizi lebih tinggi. Dari hasil analisa (Yusnidar, 2018) membuktikan bahwa daun kelor memiliki kandungan gizi yang sangat penting berpotensi sebagai bahan makanan dan kaya akan makronutrien maupun mikronutrien seperti provitamin A khusus betakaroten yang didalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A yang secara nyata, serta berpengaruh terhadap hepatoprotektif dan mengandung vitamin C juga sebagai antioksidan alami. Daun kelor mengandung unsur multi zat gizimikro yang sangat dibutuhkan oleh orang dalam memperbaiki status gizi (Zakaria, 2013).

Menurut (Maharani and Murwanti, 2021) Daun Kelor yang tadinya hanya dikonsumsi sebagai sayuran saja kini dapat dijadikan sebagai produk yang memiliki nilai tambah. Stik Daun Kelor ini termasuk olahan yang sangat mudah sehingga masyarakat dapat mandiri mengembangkan produk tersebut dan aman untuk dikonsumsi sehari- hari.

Daun kelor di Indonesia jarang diolah menjadi snackkarena,kebanyakan mengolahnya hanya dengan memasaknya saja. Di daerah luwu juga tanaman daun kelor ini hanya dipandang sebelah mata oleh sebagian besar orang. Padahal, tanaman daun kelor ini jika diolah denga baik maka akan menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi (memiliki harga jual yang cukup tinggi). 

Namun, Daun kelor ternyata dapat menjadi tepung kelor yang memiliki zat gizi tinggi. Didalam tepung daun kelor per 100gr mengandung air sebesar 7,5%, 205gr kalori, 38,2gr karbohidrat, 27,1gr protein, 2,3gr lemak, 19,2gr serat, 2003mg kalsium, 368mg magnesium, 204mg fosfor, 0,6mg tembaga, 28,2mg zat besi, 870mg sulfur, 1324mg potassium (Hariyadi, 2011).

Di Negara berkembang, tanaman kelor digunakan untuk mengatasi malnutrisi, karena tingginya kandungan vitamin dan mineral. Bahkan di Afrika, tanaman kelor menjadi sangat popular dan diproduksi sebagai suplemen nutrisi bagi orang yang menderita HIV, dan dikembangkan karena mudah dan juga murah. Di samping itu tanaman kelor telah berhasil digunakan untuk mengatasi malnutrisi pada anak-anak dan wanita hamil. Pada wanita hami menunjukkan produksi susu yang lebih tinggi bila mengkonsumsi daun kelor yang ditambahkan pada makanannya dan pada anak- anak menunjukkan pertambahan berat badan yang signifikan (Fauzia, 2019).

Latar belakang inilah yang mendorong dilakukannya pengelolaan daun kelor menjadi stick daun kelor sehingga Mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Daun Kelor ini tidak hanya di olah menjadi sayur bening tapi juga dapat di olah menjadi berbagai jenis makanan lainnya seperti olahan Stick Daun Kelor yang dapat menambah nilai jual untuk masyarakat

Kegiatan pembuatan produk ini dilaksanakan di Dusun Trukan Ngampo, Kalurahan Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, pada tanggal 08 Maret 2024. Sasaran pada kegiatan ini adalah masyarakat di Trukan Ngampo khususnya pada ibu-ibu PKK dengan jumlah kurang lebih 30 orang.

 Dalam praktik ini metode yang dilakukan memerlukan waktu kurang lebih 3 jam. Tahap pertama kegiatan ini adalah persiapan, apa saja yang disiapkan dalam mengelola Daun Kelor menjadi Stick Daun Kelor. Daun kelor ini kaya akan zat nutrisi seperti vitamin B6, vitamin C, vitamin A, dan protein. Tahap kedua kegiatan ini yaitu tahap bagaimana pengolahan daun kelor menjadi Stick Daun Kelor. Rasa stick ini asin,manis dan gurih. Bentuknya menyerupai stick pada umumnya.

 Bahan yang digunakan meliputi tepung terigu, tepung tapioka, daun kelor, gula, baking powder, minyak goring, margarin, telur, garam, bawang putih, bawang merah dan penyedap rasa. Sedangkan alat yang digunakan yaitu dehydrator, wajan, kompor, gas, spatula, blender, baki, pisau, baskom, iris, timbangan digital dan saringan, Pada akhirnya dilakukan evaluasi dengan cara produk tersebut dilakukan percobaan kepada masyarakat apakah Stick Daun Kelor ini rasanya sudah bagus atau tidak.

Evaluasi pada kegiatan ini adalah 

dengan melihat dan monitoring terhadap masrakat bagaiman pemahaman ibu-ibu 

PKK dalam mengolah Stick Daun Kelor ini sehingga bisa di konsumsi dan diperjual belikan.

Pada kegiatan ini masyarakat khususnya ibu-ibu PKK bisa membuat berbagai inovasi dari daun kelor salah satunya adalah Stick Daun Kelor. Kegiatan ini juga bisa memberikan edukasi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di sana apalagi Berwirausaha dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada contohnya daun kelor yang banyak di jumpai di lingkungan masyarakat terutama di Trukan Ngampo. Merupakan solusi mengatasi ekonomi.

Berikut relasi kegiatan yang di lakukan.

Kegiatan di lakukan untuk mempraktikan secara langsung teori. Suasana kegiatan pengolahan daun kelor menjadi stick kelor ada di gambar bawah.

 Tepung terigu, tepung tapioka, daun kelor, gula, margarin, penyedap rasa, baking powder, bawang yang telah di haluskan, garam dan telur di campur jadi satu dan di aduk sampai kalis jangan lupa tambahkan air secukupnya

Stick Daun Kelor memiliki cita rasa yang unik manis, gurih, dan sedikit asin. Stick daun kelor dapat di nikmati berbagai kalangan dan dapat kapan saja untuk di nikmati karena tidak mengandung pengawet dan juga sangat bagus untuk kesehatan karena terdapat daun kelor di dalamnya. Berdasarkan review dari masyarakat sekitar di ketahui bahwa masyarakat sekitar suka dengan olahan daun kelor tersebut dan memberikan saran untuk menjual agar dapat menambah nilai ekonomi karena jarang ditemui di masyarakat. Dan jika usaha ini dikembangkan stick daun kelor akan menjadi makanan sederhana yang menjadi favorit bagi semua kalanagan 

Pengelolahan Daun Kelor menjadi berbagai produk seperti stick daun kelor merupakan salah satu alternatif menjadi nilai tambah ekonomi di Masyarakat. Pelaksanaan kegiatan berjalan dengan lancar dan peserta juga mendapatkan ilmu dan keterampilan yang        

baru dalam pemanfataan dan mengelola daun kelor menjadi berbagai produk yang di minati di masyarakat, yang selanjutnya dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan bagi Masyarakat di Dusun Trukan Ngampo.

Fauzan (2019). ‘Penambahan Daun Kelor ((Moringa oeifera) terhadap Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Stik Bawang’, FakultasTeknologi Pertanian Universitas Semarang. 

Hariyadi (2011). Kelor Herbal Multikhasiat. Solo: Penerbit Delta Media.

Maharani, Astrid, and Retno Murwanti. "Optimalisasi Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Produk Olahan Bernilai Gizi dan Bernilai Ekonomi Tinggi." Journal of Community Development 2.1 (2021): 38-42

Hafid, Rachmawati Abdul. "Pengaruh Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa Oliefera) pada Ibu Hamil terhadap Berat Badan Bayi Baru Lahir." Jurnal Kesehatan Maternal dan

Neonatal 1.1 (2022): 13-17.