Tonggor: Kesenian Jathilan yang Masih Bertahan dan Dilestarikan
Penulis : KKN UPNVYK.AB.79.031.GK
Sehubungan dengan akan diadakan acara merti desa pada tanggal bulan Juli, warga dusun tonggor ramai mempersiapkan diri. Salah satunya adalah kesenian jathilan, beberapa minggu sebelum diadakan acara rasulan beberapa warga yang terlibat turut meramaikan dalam latihan. Selama berabad-abad, budaya tradisional Indonesia terus hidup dan berkembang. Salah satu contohnya adalah kegiatan Jathilan, sebuah pertunjukan seni tradisional yang memadukan tarian, musik, dan keajaiban spiritual. Di Desa Tonggor, sebuah desa yang terletak di wilayah yang indah di Indonesia, kegiatan Jathilan telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat. Jathilan adalah bentuk tarian kuda lumping yang khas di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tarian ini menggabungkan gerakan dinamis dan energik dengan iringan musik gamelan yang meng gugah semangat. Dalam pertunjukan Jathilan, sekelompok penari yang mengenakan kostum kuda atau singa dipersenjatai dengan cambuk dan bertindak sebagai "kuda" yang dimiliki oleh roh atau semangat yang mengendalikan mereka.
Desa Tonggor adalah tempat yang ideal untuk menyaksikan kegiatan Jathilan. Banyak kelompok Jathilan yang aktif di desa ini, dan masyarakat setempat dengan antusias menyambut pertunjukan ini sebagai bagian integral dari kehidupan budaya mereka. Jathilan tidak hanya sekedar pertunjukan seni, tetapi juga merupakan upacara sakral yang memiliki nilai spiritual yang dalam. Kesenian ini semakin digemari dan terkenal oleh warga sekitar dan di luar padukuhan pacarejo. Hal ini dibuktikan dengan turut diundangnya jathilan Tonggor ke dalam beberapa acara. Kesenian jathilan di padukuhan tonggor dikenal dengan nama “TSM”. TSM memiliki arti : “Turonggo Setyo Manunggal”, nama ini dibentuk sejak tahun 2019. Meskipun termasuk ke dalam kesenian tradisional, tetapi pengurus juga turut mengabadikan momen latihan dan kesenian melalui kanal media sosial. Contohnya adalah melalui akun Instagram, beberapa foto yang diabadikan seperti berikut ini:
Tidak hanya warga yang berusia lanjut atau dewasa yang turut melestarikan kesenian jathilan ini. Namun, para remaja juga turut aktif dalam berkontribusi dalam kesenian jathilan ini sehingga mampu berkembang hingga saat ini. Pada saat pertunjukan dimulai, penari Jathilan memasuki arena dengan penuh semangat dan mengajak penonton untuk terlibat dalam keajaiban mereka. Iringan musik gamelan yang menghentak, kendang yang berdentum, dan seruling yang merdu menciptakan atmosfer yang memikat. Gerakan para penari yang lincah, serangan cambuk yang terkoreografi dengan sempurna, dan ekspresi wajah yang intens menggambarkan cerita mistis di balik pertunjukan ini. Masyarakat di Desa Tonggor menjadikan Jathilan sebagai sarana untuk menghormati leluhur dan menghadapi kekuatan gaib. Pertunjukan ini juga dianggap memiliki kekuatan magis yang dapat memberikan perlindungan, kesejahteraan, dan keberuntungan bagi penontonnya. Oleh karena itu, Jathilan sering kali diadakan dalam rangkaian upacara adat, festival, atau perayaan keagamaan di Desa Tonggor.
Bagi para wisatawan yang ingin menyaksikan kegiatan Jathilan di Desa Tonggor, ada banyak kesempatan untuk melihat pertunjukan ini secara langsung. Wisatawan dapat bergabung dengan penduduk setempat dalam merayakan kegiatan ini, mempelajari sejarah dan makna di balik pertunjukan Jathilan, serta menikmati keindahan budaya yang otentik yang ada di desa ini. Jathilan di Desa Tonggor bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga merupakan perwujudan dari kekayaan budaya Indonesia dan warisan leluhur yang patut dipelihara dan dilestarikan. Melalui kegiatan Jathilan, Desa Tonggor menghadirkan warisan budaya yang berharga bagi generasi masa kini dan masa depan. Pertunjukan ini bukan hanya menghibur, tetapi juga menjadi wadah untuk menjaga dan memperkuat ikatan sosial antara warga desa.
Kegiatan Jathilan di Desa Tonggor juga menjadi wahana edukasi bagi generasi muda. Anak-anak desa diajak untuk mempelajari tarian, musik, dan makna filosofis dibalik Jathilan. Hal ini bertujuan agar mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelanjut tradisi yang akan membawa warisan budaya ini ke masa depan. Melalui kegiatan Jathilan, Desa Tonggor memancarkan keberagaman, keindahan, dan kekuatan budaya yang menjadi identitas mereka. Pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi medium untuk membangun solidaritas sosial dan memperkuat identitas lokal. Desa Tonggor bangga dengan warisan budayanya dan berkomitmen untuk melestarikannya bagi generasi mendatang. Jathilan di Desa Tonggor adalah perpaduan yang sempurna antara tradisi, seni, dan keajaiban spiritual. Jika Anda berkunjung ke Desa Tonggor, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan pertunjukan Jathilan ini dan merasakan kekuatan budaya yang hidup di sana.
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin