Mahasiswa KKN UNY dan UPT Puskesmas Semanu II Sosialisasi Pencegahan Stunting

22 Maret 2023
Admin
Dibaca 188 Kali
Mahasiswa KKN UNY dan UPT Puskesmas Semanu II Sosialisasi Pencegahan Stunting

pacarejo.id - Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh balita akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi. Stunting dipengaruhi oleh status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta ekonomi, budaya, maupun faktor lingkungan seperti sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan. Menurut Studi Kasus Gizi Indonesia (2021), 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting, kurang lebih ada 5 juta anak Indonesia mengalami stunting. Masalah stunting menjadi penting karena nantinya kondisi stunting akan memengaruhi kualitas generasi penerus bangsa yang akan datang. Tujuan nasional menciptakan generasi emas 2045 tidak akan terwujud apabila masalah stunting tidak teratasi dengan baik.

Melihat urgensi yang ada, Mahasiswa KKN UNY Posko IV Padukuhan Kuwon Kidul bersinergi bersama UPT Puskesmas Semanu II dan Ibu PKK untuk memberikan program pendamping tambahan, sosialisasi stunting, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang tua mengenai permasalahan stunting dan cara pencegahannya. Program Sosialisasi Pentingnya Pencegahan Stunting dilaksanakan di Balai Padukuhan Kuwon Kidul, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunung Kidul pada hari Selasa tanggal 21 Maret 2023.

Dalam sambutannya Dukuh Kuwon Kidul mengajak kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan ibu-ibu yang memiliki anak usia balita untuk fokus terhadap kasus stunting ini dan bersama-sama mengentaskan stunting dari Kuwon Kidul. 

Kegiatan sosialisasi diikuti oleh 40 orang yang terdiri dari ibu-ibu Baduta (Bawah Dua Tahun), ibu hamil, dan PKK Kader kesehatan Padukuhan Kuwon Kidul.

Turut hadir dalam kegiatan sosialisasi ini sebagai narasumber ialah Ibu Nastiti Mulyani, AMG. ahli Gizi dari Puskesmas Semanu II.

Sosialisasi ini dimulai dengan meperkenalkan makna stunting kepada para peserta sosialisasi oleh Mahasiswa KKN UNY. Pengenalan stunting bertujuan agar masyarakat dapat memaknai stunting dengan tepat. Secara lebih jauh, masyarakat diajarkan untuk mengenali gejala dan tanda-tanda stunting serta bagaimana langkah penanganannya sejak dini. Kunci utama penanganan stunting adalah pemberian gizi yang cukup selama 1000 hari kehidupan, atau sejak kehamilan pertama kali terdeteksi.

Kondisi kekurangan gizi (stunting) terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal kehamilan dan baru terlihat setelah bayi berusia dua tahun. Kategori balita pendek (stunted) dan sangat penting (severety stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) dan tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS tahun 2006.

Melalui program ini masyarakat diberikan pengenalan dan pemahaman mengenai jenis-jenis nutrisi penting, serta cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan dalam 1000 hari pertama kehidupan. Untuk mencegah stunting, orang tua perlu memahami jenis nutrisi atau gizi yang diperlukan, seperti Gizi Makro dan Gizi Mikro.

Makronutrien merupakan gizi yang mencakup protein, lemak, dan karbohidrat. Gizi makro dapat terpenuhi dengan konsumsi ikan, telur, ayam, tempe, nasi, kentang, dan roti. Mikronutrien merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem imun dan sistem reproduksi. Mikronutrien mencakup vitamin, zink, asam folat, kalsium, dan yodium.

Selain pemberian gizi, orang tua juga diharapkan paham dengan baik masa pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia minimal 6 bulan - 2 tahun dan pemberian MPASI . Tak lupa sebagai pendukung pencegahan stunting, dijelaskan pula mengenai kegunaan vaksinasi atau imunisasi untuk tumbuh kembang anak. Dengan hal ini, masyarakat diharapkan dapat lebih memperhatikan nutrisi apa saja yang diberikan serta dapat mempersiapkan pemenuhan nutrisi untuk anak mereka dengan baik dan tepat.

Kontributor: Widi Apriani